Kamis, 14 Oktober 2010

Pendidikan melalui TV

 

Peluncuran Televisi Edukasi
Departemen Pendidikan Nasional meluncurkan Televisi Edukasi (TV-E), Selasa 12 Oktober 2004. Program dalam televisi tersebut diharapkan akan menjadi media spesifik dalam penyebaran informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.

Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar dalam sambutan saat peluncuran resmi program tersebu mengatakan, sebagai bangsa yang ingin maju, maka kemajuan teknologi perlu dimanfaatkan. Hanya saja itu dilakukan dengan kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihat dari segi pendidikan.

Saat ini sudah 50 stasiun televisi lebih yang beroperasi di Indonesia, termasuk di dalamnya televisi lokal, televisi kabel, dan televisi satelit. Namun dari jumlah itu, sedikit sekali program yang mengandung pesan pendidikan. Banyak keluhan yang dilontarkan masyarakat tentang dampak negatif siaran televisi. Sebutlah seperti cara hidup konsumtif melalui gempuran paket sinetron dan berbagai tayangan penuh gagasan mistis. Oleh karena itu, Televisi Edukasi harus dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Karena daya jangkau televisi bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media itu untuk tujuan pembelajaran akan mempercepat pembangunan masyarakat belajar yang cerdas. Mendiknas juga mengingatkan agar program dibuat mengasyikkan dan menyenangkan.

Kepala Pusat Teknologi Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional Harina Yuhetty-yang menjadi penanggung jawab televisi tersebut- mengatakan, program TV-E disiarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola. Depdiknas memanfaatkan jasa jaringan satelit Telkom.

Pada tahap rintisan, siaran dilaksanakan selama empat jam dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Komposisi program meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30 persen, pendidikan nonformal 30 persen, pendidikan informal 20 persen, serta informasi kebijakan dan program berupa berita atau feature 20 persen.

Sasaran TV-E terutama adalah sekolah. Pada September ini telah dilakukan uji coba program siaran yang materi sasarannya diprioritaskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dengan penerima siaran di 100 sekolah di seluruh Tanah Air. Sekolah-sekolah lain yang berkeinginan menangkap siaran tersebut dapat melengkapi perangkat parabola dengan dukungan dan bantuan pemerintah atau masyarakat.

Paket-paket program TV-E sementara ini dikerjakan dengan bantuan Universitas Terbuka, internal Departemen Pendidikan Nasional, Japan Foundation, dan berbagai program studi jarak jauh.
Ref. http://diknas.kaltim.go.id Kunjungi: eGroup
Saran / Pertanyaan Banyak sekolah di Indonesia masih belum punya cukup fasilitas pengajaran dan peragaan, tetapi sebagian kecil dari sekolah-sekolah ini akan menerima parabola untuk TV-E! Apakah, ini benar prioritas?

Teknologi biasanya bukan hal utama, hal utama adalah bahan yang bermutu. Apakah, isinya program-program TV-E bermutu dan membantu pengajaran? Apakah program-program TV-E sudah di-preview dulu oleh banyak guru di lapangan?

Kalau kami lihat jadwal yang berjalan dari pagi sampai sore/malam kami harus tanya mengapa tidak disiarkan di televisi umum? Banyak topik yang kelihatannya penting untuk masyarakat juga. Bukankah kita punya kewajiban untuk membangun pendidikan bangsa?

Mengapa tidak menbuat stasiun Televisi Pendidikan Indonesia, yang bersama TVRI (TeleVisi Republik Indonesia) digunakan sesuai dengan kebutuhan DepDikNas? Dana? Mengapa membuat sistem baru (di atas) yang sulit sekali untuk dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia dan tidak bermanfaat buat masyarakat umum?

Bagaimana guru-guru di lapangan dapat membagi waktu di kelas untuk menonton program-program ini? Katanya program pengajaran kurikulum mereka sudah padat!

Apakah, program-program pendidikan perlu disiarkan di luar jam kelas supaya tidak menggangu jam pelajaran di sekolah? Kalau begitu mengapa "sasaran TV-E terutama adalah sekolah"?

Jadi, bagaimana kemajuannya, bagaimana layanan pendidikan lewat televisi yang dilaksanakan sampai sekarang, apa meningkatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar